RSS Feed

Only You

Posted by Unknown

Tuhan... Mungkin memang hanya aku yang tahu seperti apa perasaanku saat ini, sedih, merana, tersiksa, serasa hidup tiada artinya...
Aku tak pernah berharap apa-apa darinya kecuali hanya sebuah perhatian. Entah ia juga memikirkan diriku atau tidak, namun... setiap detik, setiap menit, setiap hari, bahkan setiap waktu, nama dan wajahnya selalu menganggu pikiranku. Bahkan ketika aku ingin tidur pun selalu terpikirkan oleh

Setiap kali aku melihat seorang pemuda, hatiku selalu berkata mungkin itu dirinya, meskipun aku tahu dan aku benar-benar sadar bahwa ia tak mungkin tiba-tiba muncul ketika aku mengharapkannya...

Ingatanku selalu tertuju padanya, awalnya aku tak merasa gerogi ataupun gugup setiap kali tak sengaja bertemu dengannya, tapi... aku mulai berubah 180 derajat. Setiap kali tak sengaja bertemu dengannya, perasaan gugup, salting dan gerogi selalu menyelimuti hati dan tubuhku ini. Padahal aku sudah mencoba menyeimbangkan keadaanku dengan merefresh pikiranku agar tak selalu tertuju padanya, tapi tetap saja aku gagal. Aku benar-benar belum sanggup untuk menempuh jalan sejauh ini, kehidupanku belum seimbang dengan dunia yang kusandang saat ini.

Setiap kali aku membuat tulisan, khayalan saat mencari ide pun selalu dihantui perasaan yang tak menentu dalam hatiku,memang dirinya tak pernah memberiku semangat apalagi support, terlebih-lebih dukungan, sama sekali tak pernah. Tapi setiap kali ingat dirinya aku selalu merasakan semangat yang tinggi, selalu merasakan kehadirannya meskipun hatiku selalu sepi tanpa dirinya.

Tapi itu kemarin... Untuk saat ini, pikiranku down karena merasakan kerinduan yang mendalam tanpa bisa terobati... Bahkan untuk mencari ide buat tulisan baruku aku tak mendapatkannya, sudah lebih dari 3 hari ini aku tak mendapatkan ide apa pun, padahal biasanya dalam waktu kurang dari sehari aku sudah mendapatkan beberapa ide untuk tulisanku hingga akhirnya aku memilih satu ide yang benar-benar mantap dan cocok dengan pemikiranku.

Sepertinya aku benar-benar sudah gila dibuatnya, aku tersiksa oleh ketidak pastian perasaan yang ada dalam hatiku terhadapnya. Aku tak pernah tahu seperti apa perasaanya terhadapku, bahkan ia tak pernah sekalipun menghubungiku. Aku tak percaya kalau ia lupa padaku, tapi aku percaya kalau ia mungkin tak ingin menghubungiku, bahkan mungkin malas untuk bertemu denganku.

Aku tak percaya ini bisa terjadi pada diriku, bahkan untuk melupakan dirinya hanya untuk sekejap pun aku benar-benar tak sanggup. Dia benar-benar telah membunuh ketenanganku, ia merubahnya menjadi sebuah kesunyian, kegelisahan, kesedihan, keresahan, kesepian dan kerinduan yang mendalam... Tapi kenapa ia tak mau bertanggup jawab...???

Ia tak pernah memberitahu kepadaku bagaimana kabar maupun keadaannya, ia tak pernah sekalipun menanyakan kabar dan keadaanku. Tapi bodohnya kenapa aku masih menaruh perasaan lebih terhadapnya...? meskipun aku telah terluka, tapi sulit bagiku untuk melepaskannya, sulit bagiku untuk membiarkannya pergi meninggalkanku, sulit bagiku untuk melupakannya walau hanya sekejap.

Cinta... sejak dulu aku tak pernah percaya dengan yang namanya cinta sejati. Itu hanya ada pada diriku terhadap Tuhanku... Tapi, aku mempunyai perasaan sayang yang berlebih terhadapnya, aku juga mempunyai perasaan rindu yang berlebih terhadapnya.

Seringkali aku berusaha untuk mengobati rasa rinduku dengan memandangi beberapa fotonya, tapi semakin aku larut dalam suasana itu, semakin aku merasakan sakit yang tiada tara hingga tak mampu disembuhkan oleh siapapun, bahkan aku yakin sekalipun ia datang untuk menemuiku, sengaja untuk melampiaskan kerinduannya padaku, aku tetap akan merasakan sakit, bahkan lebih sakit lagi jika memang aku bertemu dengannya...

Sekalipun aku terlihat mampu bertahan, namun dalam hatiku aku merasakan kerapuhan, sangat rapuh, bahkan hatiku seakan mudah robek layaknya selembar kertas yang mampu dirobek oleh siapapun. Hatiku juga seperti sayap kupu-kupu yang mudah sekali robek, bahkan hanya sekedar untuk terbang dengan sayap itu, hanya karena hembusan angin, sayap itu bisa robek.

Hatiku juga layu, layaknya sekuntum bunga mawar merah yang telah dipetik oleh seseorang yang tak bertanggung jawab, lalu membuangnya begitu saja hingga akhirnya layu dan kering.

Lalu apa yang harus aku lakukan...? Aku bukan tipe gadis yang suka mengejar-ngejar cinta yang tak pasti, apalagi sampai bersikap se-agresif mungkin agar aku bisa mendapat perhatian lebih darinya. Bukan... aku bukan gadis yang seperti itu.Aku juga bukan seorang gadis yang akan melakukan apa saja demi mendapatkan cinta seorang pemuda yang kucintai, tapi aku juga bukan seorang gadis yang mudah mendekati seorang pemuda yang kucintai...!!!

Entahlah... Aku sendiri tak tahu pasti aku ini siapa bagi dirinya, aku tak tahu ia menganggapku sebagai siapa dalam hidupnya. Meskipun sahabatku berkata bahwa pemuda itu mungkin hanya mempermainkanku karena ia tak mau memperjuangkan cintanya terhadapku, tapi aku tetap tak mungkin bisa mempercayai hal itu, meskipun aku sadar bahwa mungkin ucapannya menunjukkan satu hal yang ia pahami akan posisiku.
nya.

Gotta Be You

Posted by Unknown


Girl I see it in your eyes
Kasih, kulihat di matamu
You're disappointed
Kau kecewa
Cause I'm the foolish one
Karena aku adalah lelaki bodoh
That you've anointed with your heart
Yang kau pilih dengan hatimu
I tore it apart
Aku menghancurkannya
And girl what a mess I made upon your innocence
Dan, kasih, betapa tlah kukhianati ketulusanmu
And no woman in the world deserves this
Dan tak seorang perempuan pun di dunia ini layak merasakannya
But here I am asking you for one more chance
Namun kini aku memintamu satu kesempatan lagi

Can we fall, one more time?
Bisakah kita jatuh cinta, sekali lagi?
Stop the tape and rewind
Hentikanlah semua ini dan putarlah ke belakang
Oh and if you walk away I know I'll fade
Oh dan jika kau pergi pasti aku kan binasa
Cause there is nobody else
Karena tak ada orang lain

CHORUS
It's gotta be you
Harus dirimu
Only you
Hanya dirimu
It's gotta be you
Harus dirimu
Only you
Hanya dirimu

Now girl I hear it in your voice and how it trembles
Kini kudengar suaramu bergetar
When you speak to me I don't resemble, who I was
Saat kau bicara padaku aku tak seperti diriku yang dulu
You've almost had enough
Kau hampir jenuh
And your actions speak louder than words
Dan tindakanmu lebih mengena dari kata-katamu
And you're about to break from all you've heard
Dan kau hampir hancur karena semua yang kau dengar
Don't be scared, I ain't going no where
Jangan takut, aku takkan kemana-mana

I'll be here, by your side
Aku kan di sini, di sisimu
No more fears, no more crying
Jangan lagi takut, hentikan tangismu
But if you walk away
Namun jika kau pergi
I know I'll fade
Pasti aku kan binasa
Cause there is nobody else
Karena tak ada yang lain

CHORUS

Oh girl, can we try one more, one more time?
Oh kasih, bisakah kita coba sekali lagi?
One more, one more, can we try?
Sekali lagi, bisakah kita mencobanya?
One more, one more time
Sekali lagi, sekali lagi
I'll make it better
Kan kuperbaiki
One more, one more, can we try?
Sekali lagi, bisakah kita mencobanya?
One more, one more,
Sekali lagi
Can we try one more time to make it all better?
Bisakah kita coba sekali lagi agar segalanya membaik?

Cos it's gotta be you
Karena harus dirimu
It's gotta be you
Harus dirimu
Only you
Hanya dirimu
Only you
Hanya dirimu

I Love You

Posted by Unknown

Aku ingin mencintaimu sebisaku
Lewat katakata yang beterbangan di udara
Mengantarkan salam dan rindu ke telinga
Atau lewat rintik-rintik hujan
Yang berkumpul menjadi satu dan mengalir
Bermuara di hatimu

Aku ingin mencintaimu sebisaku
Hanya melihat wajahmu pun aku cukup senang
Apalagi melihatmu tersenyum dan tertawa
Oh indahnya dunia
Tapi aku ingin mencintaimu seperti itu

Cukup mengangankanmu dalam ingatanku
Menungguimu di depan pintu tanpa kau tahu
Pun cukup menyenangkan
Apalagi melihat wajah polosmu
Ketika kau terlelap
Itu lebih membahagiakan
Tapi aku hanya ingin mencintaimu seperti itu

Hanya mencintaimu
Mungkin, tanpa ingin memilikimu
Karena itu tak mungkin bagiku
Salahkan aku jika ingin mencintaimu seperti itu
Seperti lilin yang cukup bahagia untuk memberi terang
Meski ia akan meleleh habis dan padam
Aku tak ingin berharap kau mencintaiku
Meski kadang itu selalu menyiksaku
Aku hanya ingin mencintaimu sebisaku
Cukuplah seperti itu
Tidak lebih

Kau Yang Aku Sayang

Posted by Unknown

Yang tak pernah terlupa sedikitpun
Saat ruang kosong menyekat di kepala
Bayangmu mematuk seketika
Merama rama tak hilang
Melebur nyata dalam bulir rindu yang terpelihara
Entah di mana adamu…
Aku hanya tahu kau selalu menghadirkan getar-getar indah
Yang membuatku menjadi bahagia
Di setiap tarian debu dan derai gerimis yg jatuh 
Aku selalu ingin kau hadir di setiap langkahku
 
Yang tak pernah terlupa sedikitpun
Saat kau membuatku tersenyum setiap saat
membuat hatiku semakin menyayangimu
Dan aku percaya kalau kau milikku selamanya

Namun,waktu berkata lain
Saat kau mengatakan untuk berpisah denganku
Seolah semua isi dunia menertawakanku
Aku gemetar dan ketakutan
Menangis mendengar semua itu
Satu hal yang harus kau tahu
Kau yang selalu aku sayang


Adikku Tersayang

Posted by Unknown

Yummi dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit.
Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku.
Suatu ketika, aku ingin  membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku  membawanya, Aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku.
Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu di tangannya.
“Siapa yang mencuri uang itu?” Beliau bertanya. Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara.
Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi Beliau mengatakan, “Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul!”
Dia mengangkat tongkat bambu itu tingi-tinggi.
Tiba-tiba, adikku mencengkeram tangannya dan berkata, “Ayah, aku yang melakukannya!”
Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah begitu marahnya sehingga ia terus menerus mencambukinya sampai Beliau kehabisan nafas.
Sesudahnya, Beliau duduk di atas ranjang batu bata kami dan memarahi, “Kamu sudah belajar mencuri dari rumah sekarang, hal memalukan apa lagi yang akan kamu lakukan di masa mendatang?
Kamu layak dipukul sampai mati! Kamu pencuri tidak tahu malu!”
Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kami. Tubuhnya penuh dengan luka, tetapi ia tidak menitikkan air mata setetes pun. Di pertengahan malam itu, saya tiba-tiba mulai menangis meraung-raung.
Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata, “Kak, jangan menangis lagi sekarang. Semuanya sudah terjadi.”
Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengaku. Bertahun-tahun telah lewat,tapi insiden tersebut masih kelihatan seperti baru kemarin. Aku tidak pernah akan lupa tampang adikku ketika ia melindungiku.

Waktu itu, adikku berusia 8 tahun. Aku berusia 11.
Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk masuk ke SMA di pusat kabupaten. Pada saat yang sama,saya diterima untuk masuk ke sebuah universitas propinsi. Malam itu, ayah berjongkok di halaman, menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi bungkus. Saya mendengarnya memberengut, “Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik…hasil yang begitu baik…” Ibu mengusap airmatanya yang mengalir dan menghela nafas, “Apa gunanya?
Bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?”
Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke hadapan ayah
dan berkata, “Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi,saya telah
cukup membaca banyak buku.” Ayah mengayunkan tangannya dan memukul adikku pada wajahnya. “Mengapa kau mempunyai jiwa yang begitu keparat lemahnya? Bahkan jika berarti saya mesti mengemis di jalanan,saya akan menyekolahkan kamu berdua sampai selesai!” Dan  kemudian ia mengetuk setiap rumah di dusun itu untuk meminjam uang. Aku menjulurkan tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku yang membengkak, dan berkata, “Seorang anak laki-laki harus meneruskan sekolahnya; kalau tidak ia tidak akan pernah meninggalkan jurang kemiskinan ini.” Aku, sebaliknya, telah memutuskan untuk tidak lagi meneruskan ke universitas.
Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang, adikku meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit kacang yang sudah mengering. Dia menyelinap ke samping ranjangku dan meninggalkan secarik kertas di atas bantalku: “Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimu uang.”
Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku, dan menangis dengan air mata bercucuran sampai suaraku hilang.

Tahun itu, adikku berusia 17 tahun. Aku 20.
Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun, dan uang yang adikku hasilkan dari mengangkut semen pada punggungnya di lokasi konstruksi, aku akhirnya sampai ke tahun ketiga (di universitas). Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika teman
sekamarku masuk dan memberitahukan, “Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana!”
Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku? Aku berjalan keluar, dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup debu semen dan pasir.
Aku menanyakannya, “Mengapa kamu tidak bilang pada teman sekamarku kamu adalah adikku?” Dia menjawab, tersenyum, “Lihat bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu saya adalah adikmu? Apa mereka tidak akan menertawakanmu?”
Aku merasa terenyuh, dan air mata memenuhi mataku. Aku menyapu debu-debu dari adikku semuanya, dan tersekat-sekat dalam kata-kataku, “Aku tidak perduli omongan siapa pun! Kamu adalah adikku! Kamu adalah adikku bagaimana pun penampilanmu…”
Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu.
Ia memakaikannya kepadaku, dan terus menjelaskan,
“Saya melihat semua gadis kota memakainya. Jadi saya pikir kamu juga harus memiliki satu.”
Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Aku menarik adikku ke dalam pelukanku dan menangis dan menangis.

Tahun itu, ia berusia 20. Aku 23.
Kali pertama aku membawa pacarku ke rumah, kaca
jendela yang pecah telah diganti, dan kelihatan bersih di mana-mana.
Setelah pacarku pulang, aku menari seperti gadis kecil di depan ibuku.
“Bu, ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu untuk membersihkan rumah kita!” Tetapi katanya, sambil tersenyum, “Itu adalah adikmu yang pulang awal untuk membersihkan rumah ini. Tidakkah kamu melihat luka pada tangannya? Ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu..”
Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus, seratus jarum terasa menusukku.
Aku mengoleskan sedikit saleb pada lukanya dan mebalut lukanya.
“Apakah itu sakit?” Aku menanyakannya.
“Tidak, tidak sakit. Kamu tahu, ketika saya bekerja di lokasi konstruksi, batu-batu berjatuhan pada kakiku setiap waktu. Bahkan itu tidak menghentikanku bekerja dan…”
Ditengah kalimat itu ia berhenti.
Aku membalikkan tubuhku memunggunginya, dan air mata mengalir deras turun ke wajahku.

Tahun itu, adikku 23. Aku berusia 26.
Ketika aku menikah, aku tinggal di kota. Banyak kali suamiku dan aku mengundang orang tuaku untuk datang dan tinggal bersama kami, tetapi mereka tidak pernah mau.
Mereka mengatakan, sekali meninggalkan dusun,
mereka tidak akan tahu harus mengerjakan apa. Adikku tidak setuju juga, mengatakan, “Kak, jagalah mertuamu saja.
Saya akan menjaga ibu dan ayah di sini.”
Suamiku menjadi direktur pabriknya. Kami menginginkan adikku mendapatkan pekerjaan sebagai manajer pada departemen pemeliharaan. Tetapi adikku menolak tawaran tersebut.
Ia bersikeras memulai bekerja sebagai pekerja reparasi.
Suatu hari, adikku diatas sebuah tangga untuk
memperbaiki sebuah kabel, ketika ia mendapat sengatan listrik, dan masuk rumah sakit. Suamiku dan
aku pergi menjenguknya. Melihat gips putih pada kakinya, saya menggerutu, “Mengapa kamu menolak menjadi manajer?
Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu yang berbahaya seperti ini.
Lihat kamu sekarang, luka yang begitu serius. Mengapa kamu tidak mau mendengar kami sebelumnya?”
Dengan tampang yang serius pada wajahnya, ia membela keputusannya. “Pikirkan kakak ipar–ia baru saja jadi direktur, dan saya hampir tidak berpendidikan. Jika saya menjadi manajer seperti itu, berita seperti apa yang akan dikirimkan?”
Mata suamiku dipenuhi air mata, dan kemudian keluar kata-kataku yang sepatah-sepatah: “Tapi kamu kurang pendidikan juga karena aku!” “Mengapa membicarakan masa lalu?”
Adikku menggenggam tanganku.

Tahun itu, ia berusia 26 dan aku 29.
Adikku kemudian berusia 30 ketika ia menikahi seorang gadis petani dari dusun itu. Dalam acara pernikahannya, pembawa acara perayaan itu bertanya kepadanya, “Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?” Tanpa berpikir ia menjawab, “Kakakku.”
Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan tidak dapat kuingat. “Ketika saya pergi sekolah SD, ia berada pada dusun yang berbeda. Setiap hari kakakku dan saya berjalan s
Suatu hari, Saya kehilangan satu dari sarung tanganku.
Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai satu saja dan berjalan sejauh itu.
Ketika kami tiba di rumah, tangannya begitu gemetaran karena cuaca yang begitu dingin sampai ia tidak dapat memegang sumpitnya.
Sejak hari itu, saya bersumpah, selama saya masih hidup, saya akan menjaga kakakku dan baik kepadanya.”
elama dua jam untuk pergi ke sekolah dan pulang ke rumah.
Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku.
Kata-kata begitu susah kuucapkan dari bibirku,
Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini, di depan kerumunan perayaan ini, air mata bercucuran turun dari wajahku seperti air hujan.

Kasih Sayang Seorang Ibu

Posted by Unknown


Kejadian ini terjadi di sebuah kota kecil di Taiwan. Dan sempat dipublikasikan lewat media cetak dan electronic.

Ada seorang pemuda bernama A bee (bukan nama sebenarnya). Dia anak yg cerdas, rajin dan cukup cool. Setidaknya itu pendapat cewe-cewe yang kenal dia. Baru beberapa tahun lulus dari kuliah dan bekerja di sebuah perusahaan swasta, dia sudah di promosikan ke posisi manager.Gaji-nya pun lumayan.



Tempat tinggalnya tidak terlalu jauh dari kantor. Tipe orangnya yang humoris dan gaya hidupnya yang sederhana membuat banyak teman2 kantor senang bergaul dengan dia, terutama dari kalangan cewe2 jomblo.Bahkan putri owner perusahaan tempat ia bekerja juga menaruh perhatian khusus pada A bee.Dirumahnya ada seorang wanita tua yang tampangnya seram sekali.Sebagian kepalanya botak dan kulit kepala terlihat seperti borok yang baru mengering. Rambutnya hanya tinggal sedikit dibagian kiri dan belakang.Tergerai seadanya sebatas pundak. Mukanya juga cacat seperti luka bakar.Wanita tua ini betul2 seperti monster yang menakutkan. Ia jarang keluarrumah bahkan jarang keluar dari kamarnya kalau tidak ada keperluan penting. Wanita tua ini tidak lain adalah Ibu kandung A Bee.

Walau demikian, sang Ibu selalu setia melakukan pekerjaan rutin layaknya ibu rumah tangga lain yang sehat. Membereskan rumah, pekerjaan dapur, cuci-mencuci (pakai mesin cuci) dan lain-lain. Juga selalu memberikan perhatian yang besar kepada anak satu2-nya A bee.Namun A bee adalah seorang pemuda normal layaknya anak muda lain. Kondisi Ibunya yang cacat menyeramkan itu membuatnya cukup sulit untuk mengakuinya.

Setiap kali ada teman atau kolega business yang bertanya siapa wanita cacat dirumahnya, A bee selalu menjawab wanita itu adalah pembantu yang ikut Ibunya dulu sebelum meninggal. "Dia tidak punya saudara, jadi saya tampung, kasihan." jawab A bee.Hal ini sempat terdengar dan diketahui oleh sang Ibu. Tentu saja Ibunya sedih sekali. Tetapi ia tetap diam dan menelan ludah pahit dalam hidupnya. Ia semakin jarang keluar dari kamarnya, takut anaknya sulit untuk menjelaskan pertanyaan mengenai dirinya. Hari demi hari kemurungan sang Ibu kian parah. Suatu hari ia jatuh sakit cukup parah.

Tidak kuat bangun dari ranjang. A bee mulai kerepotan mengurusi rumah, menyapu, mengepel, cuci pakaian, menyiapkan segala keperluan sehari-hari yang biasanya di kerjakan oleh Ibunya. Ditambah harus menyiapkan obat-obatan buat sang Ibu sebelum dan setelah pulang kerja (di Taiwan sulit sekali cari pembantu, kalaupun ada mahal sekali).Hal ini membuat A bee jadi BT (bad temper) dan uring-uringan dirumah.Pada saat ia mencari sesuatu dan mengacak-acak lemari Ibunya, A bee melihat sebuah box kecil. Didalam box hanya ada sebuah foto dan potongan koran usang. Bukan berisi perhiasan seperti dugaan A bee.
Foto berukuran postcard itu tampak seorang wanita cantik. Potongan koran usang memberitakan tentang seorang wanita berjiwa pahlawan yang telah menyelamatkan anaknya dari musibah kebakaran. Dengan memeluk erat anaknya dalam dekapan, menutup dirinya dengan sprei kasur basah menerobos api yang sudah mengepung rumah. Sang wanita menderita luka bakar cukup serius sedang anak dalam dekapannya tidak terluka sedikitpun.Walau sudah usang, A be cukup dewasa untuk mengetahui siapa wanita cantik di dalam foto dan siapa wanita pahlawan yang dimaksud dalam potongan koran itu. Dia adalah Ibu kandung A bee. Wanita yang sekarang terbaring sakit tak berdaya. Spontan air mata A bee menetes keluar tanpa bisa di bendung. Dengan menggenggam foto dan koran usang tersebut, A bee langsung bersujud disamping ranjang sang Ibu yang terbaring.Sambil menahan tangis ia meminta maaf dan memohon ampun atas dosa-dosanya selama ini. Sang Ibu-pun ikut menangis, terharu dengan ketulusan hati anaknya. " Yang sudah-sudah nak, Ibu sudah maafkan. Jangan di ungkit lagi".

Setelah sembuh, A bee bahkan berani membawa Ibunya belanja kesupermarket. Walau menjadi pusat perhatian banyak orang, A bee tetap cuek bebek. Kemudian peristiwa ini menarik perhatian kuli tinta (wartawan). Dan membawa kisah ini kedalam media cetak dan elektronik.

Bagi pembaca yang masih punya Ibu di rumah, biar bagaimanapun kondisinya, segera meminta ampun. Dan bagi yang ibunya sudah dipanggil oleh NYA tekadkan untuk senantiasa mendoakan ibu kita, agar damai dan tenang di sisi NYA.

Kawan...
Lihatlah kisah diatas, betapa kasih sayang ibu begitu mulia,,bahkan ketika ia tersakiti oleh kita sekalipun..kasih sayangnya tidak berkurang sedikitpun...

Kawan...
Andai kita memberi segala yang kita punya untuk ibu kita..itu takkan mampu membayar 1 hari kasih sayang ibu kita..karena kasih sayang seorang ibu tidak akan pernah lunas..yang terpenting yang harus kita lakukan balas cintanya dengan cintamu..balas kasihnya dengan sayangmu..balas belaiannya dengan perhatianmu..balas setiap harapannya dengan doamu selalu..dan yang terpenting balas doanya dengan perbaikan diri kita yang kan mengantarkan mahkota padanya di surga kelak.

Keajaiban Ayat Kursi

Posted by Unknown

Ini kisah nyata dari USA sekitar tahun 2006. Pengalaman nyata seorang muslimah asal Asia yang mengenakan jilbab.
Suatu hari wanita ini berjalan pulang dari bekerja dan agak kemalalaman,suasana jalan setapak agak sepi,dia melewati short cut yang agak gelap dan sendirian.
Di ujung jalan pintas itu dia melihat ada sosok pria caucasian, pasti orang Amerika pikirnya tapi perasaan wanita ini agak was-was karena sekilas raut pria itu agak mencurigakan seolah ingin mengganggunya.
Dia berusaha tetap tenang dan membaca kalimah Allah,kemudian dia lanjutkan dengan terus membaca ayat kursi berulang-ulang seraya sungguh-sungguh memohon perlindungan Allah swt.
Meski tidak mempercepat langkahnya, ketika ia melintas di depan pria berkulit putih itu, ia tetap berdoa,sekilas ia melirik ke arah pria itu,orang itu asik dengan rokoknya dan seolah tidak memperdulikannya (Alhamdulillah,serunya dalam hati…)
Keesokan harinya ia lihat berita kriminal, seorang wanita melintas di jalan yang sama dengan jalan yang ia lintasi semalam dan wanita itu melaporkan pelecehan seksual yang dialaminya dilorong gelap itu…karena begitu ketakutan, ia tidak melihat jelas pelaku yang katanya sudah berada di lorong itu ketika perempuan korban ini melintas jalan shorcut itu.
Hati muslimah inipun tergerak karena wanita tadi melintas jalan shorcut itu hanya beberapa menit setelah ia melintas di sana,dalam berita itu dikabarkan wanita itu tidak bisa mengidentifikasi pelaku yang sedang dicurigai polisi.
Muslimah inipun memberanikan diri datang ke kantor polisi, dan memberitahukan bahwa rasanya ia bisa mengenali sosok pelaku pelecehan kepada wanita tsb,karena ia Menggunakan jalan yang sama sesaat sebelum wanita tadi melintas.
Melalui kamera rahasia akhirnya muslimah inipun bisa menunjuk salah seorang yg diduga sebagai pelaku,ia yakin bahwa pelakunya adalah pria yang ada di lorong itu dan mengacuhkannya sambil terus merokok.
Melalui interogasi polisi akhirnya orang yg diyakini oleh muslimah tadi mengakui perbuatannya,tergerak oleh rasa ingin tau, muslimah ini menemui pelaku tadi dan didampingi oleh polisi.
Muslimah : "Apa kau melihat saya,saya juga melewati jalan itu beberapa menit sebelum wanita yang kau perkosa itu? mengapa anda hanya menggangunya tapi tidak menggangguku ? mengapa anda tidak berbuat apa apa padahal waktu itu aku sendirian ?"
Penjahat : "Tentu saja saya melihat mu malam tadi, anda berada disana malam tadi beberapa menit sebelum wanita itu,saya tidak berani mengganggu anda,aku melihat ada dua orang besar dibelakang anda pada waktu itu…satu di sisi kiri dan satu di sisi kanan Anda."
Muslimah itu tidak bisa melanjutkan kata-katanya.kalbunya penuh syukur dan terus mengucap alhamdulillah. Dengkulnya bergetar mendengar penjelasan pelaku kejahatan itu,ia langsung menyudahi percakapan itu dan minta diantar keluar dari ruang itu oleh polisi.
Dalam hatinya ia tiada henti bersyukur."Ya Allah terimakasih…mungkin itulah perlindungan dan hikmah karena ia tiada berhenti membaca ayat kursi selama ia ketakutan dalam perjalanan pulang tersebut".